Kenali Majas # 15 - Invokasi
Sebagai makhluk beragama yang mengenal Tuhan, manusia seringkali meminta atau memohon kepada Tuhan dalam bentuk doa. Pada beberapa kepercayaan, terdapat hal-hal bernuansa supranatural yang dipercaya mampu untuk mengabulkan permintaan. Invokasi adalah gaya bahasa yang biasa ditemukan dalam doa dan permohonan yang ditujukan kepada sesuatu yang dianggap maha kuasa.
Sebelumnya: Kenali Majas #14 - Inversi/Anastrof
Definisi Invokasi
Invokasi dalam bahasa Inggris (invocation) dapat berarti doa atau permohonan. Dalam beberapa kepercayaan, istilah invokasi digunakan untuk menyebutkan suatu kegiatan semacam panggilan atau salam kepada Tuhan sebelum melakukan ibadah atau ritual. Secara umum, penggunaan istilah invokasi tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan keagamaan atau kepercayaan tertentu yang melibatkan Tuhan di dalamnya.
Sebagai majas, Nyoman Kutha Ratna mendefinisikan invokasi sebagai gaya bahasa yang mengunakan kata seru dalam memohon pada adikodrati. Dalam praktiknya, invokasi dapat berupa salam, panggilan, seruan, pujian, sapaan, dan sebagainya yang ditujukan kepada zat supranatural di luar kodrat atau hukum alam yang maha kuasa dan maha berkehendak. Majas invokasi termasuk dalam kelas majas penegasan. Penggunaan majas tersebut bertujuan untuk menyakinkan pembaca atau pendengar bahwa kalimat yang disampaikan bersifat sungguh-sungguh atau serius.
Dalam kebiasaan dan norma yang ada di masyarakat, hal-hal yang berkaitan dengan Tuhan dan agama tidak selayaknya disandingkan dengan hal-hal yang berbau candaan atau gurauan. Dengan begitu, invokasi jelas merupakan gaya bahasa yang berfungsi sebagai penegas unsur keseriusan atau kesungguhan dari penulis atau pembicara.
Penggunaan majas invokasi adalah wujud kepasrahan penulis atau pembicara kepada Tuhan. Dalam artian bahwa sesuatu akan terkesan menjadi lebih dalam, tegas, dan kuat jika ada keterlibatan Tuhan di dalamnya. Contoh sederhananya adalah dalam pengucapan sumpah yang akan lebih mudah dipercaya jika mengatasnamakan Tuhan dari pada sumpah biasa tanpa membawa nama Tuhan. Meskipun keduanya sama-sama berpeluang untuk diingkari.
Contoh Invokasi
Bismillahirahmanirahim. Atas izin Allah dan restu Mama Papa, insyaallah aku menerima kamu sebagai calon suamiku
Tuhanku, aku hilang bentuk, remuk
Pada contoh pertama, terdapat tiga sebutan yang berkaitan dengan Tuhan atau zat adikodrati yaitu "bismillahirahmanirahim" (dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang), "atas izin Allah", dan "insyaallah" (jika Allah menghendaki). Dengan adanya tiga majas invokasi, maka semakin mempertegas kesungguhan atau keseriusan yang ingin ditekankan dalam kalimat tersebut.
Sedangkan pada contoh kedua, Kata-kata yang terdapat dalam puisi berjudul Doa tersebut memiliki kesan sungguh-sungguh terjadi. Penyair benar-benar merasakan kehancuran dalam batinnya, hancur yang remuk dan tidak lagi berbentuk. Invokasi dihadirkan oleh Chairil Anwar dalam bentuk panggilan langsung kepada Tuhan sehingga seolah-olah penyair sedang berhadap-hadapan dengan Tuhan. Kata seruan atau panggilan kepada Tuhan menunjukkan kesungguhan kata-katanya. Kesan yang berbeda tentu akan dirasakan jika Charil hanya menulis "aku hilang bentuk, remuk" tanpa ada seruan "Tuhanku" yang mendahuluinya. (inSastra/Amry Rasyadany)
Referensi
Selanjutnya: Kenali Majas #16 - Klimaks
No comments
Salam pegiat sastra .....
Bagaimana tanggapan Anda mengenai tulisan di atas?
Berkomentarlah dengan bahasa yang santun dan berikan manfaat untuk sesama.
Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun, serta pertanyaan seputar kesusastraan. Mari bersama membentangkan wawasan kesusastraan.