Iklan 728x90 inSastra.com

Lomba Sastra

Kenali Majas #16 - Klimaks


 Majas Klimaks

Sesuai dengan namanya, majas yang satu ini memang akan membawa pembaca atau pendengar menuju puncak. Majas klimaks nampak serupa dengan antiklimaks dan enumerasio atau akumulasio. Perbedaan dari ketiga majas tersebut terletak pada tingkatan makna dari urutan kata-kata yang dipakai.


Sebelumnya: Kenali Majas #15 - Invokasi 


Daftar Isi [Sembunyikan]

Definisi Klimaks

Dalam dunia sastra, istilah klimaks kerap merujuk pada salah satu bagian dari alur cerita yang merupakan hasil dari konflik yang dibangun dalam sebuah cerita. Klimaks biasa juga dikenal dengan puncak cerita yang selanjutnya akan diikuti oleh leraian atau penyelesaian. Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri mengartikan klimaks dalam bidang sastra sebagai kejadian atau adegan yang paling menarik atau penting. Tidak banyak yang tahu bahwa istilah klimaks juga digunakan untuk menyebut salah satu majas penegasan.

Majas klimaks dalam Kamus Istilah Sastra yang disusun oleh Abdul Razak Zaidan dan timnya memiliki arti sebagai jenis majas yang berupa rentetan frasa atau kalimat yang kekuatan ungkapannya semakin lama semakin meningkat. Nyoman Kutha Ratna secara singkat menulis bahwa klimaks adalah urutan pernyatan menuju puncak.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa majas klimaks memiliki bentuk yang sama dengan majas antiklimaks dan enumerasio atau akumulasio yakni berupa deretan kata, frasa, atau pernyataan. Hal yang membedakan klimaks dengan dua majas lainnya adalah urutan tingkatan makna. Dalam antiklimaks, tingkatan makna diurutkan dari yang paling tinggi kemudian menurun. Dalam enumerasio atau akumulasio, kata-kata atau pernyataan yang digunakan cenderung memiliki tingkatan makna yang sejajar atau sederajat. Sedangkan dalam majas klimaks, kata-kata atau pernyataan yang digunakan dirutkan mulai dari yang memiliki tingkatan makna rendah kemudian meningkat hingga kata dengan tingkatan makna tertinggi.


Contoh Klimaks

Satu, lima, sepuluh, dua puluh juta pun akan dia bayar untuk sekolah anaknya.
Demi kamu, akan kupersembahkan hati, raga, dan jiwaku.
Pada contoh pertama, urutan kata yang digunakan berupa angka mulai dari yang rendah, kemudian bertingkat menuju angka yang lebih tinggi. Dengan demikian akan timbul kesan penegasan bahwa subjek benar-benar mampu untuk melakukan apa yang disebutkan pada tingkatan terendah. Sedangkan pada contoh kedua, urutan kata disusun mulai dari skala terkecil yaitu "hati", kemudian diikuti dengan skala yang lebih besar yakni "raga", dan ditutup dengan kata pada tingkatan tertinggi yaitu "jiwa". Hal tersebut bertujuan untuk menekankan bahwa subjek sebagai penulis atau pembicara bersungguh-sungguh dalam ucapannya. (inSastra/Amry Rasyadany)


Contoh Klimaks


Referensi

No comments

Salam pegiat sastra .....

Bagaimana tanggapan Anda mengenai tulisan di atas?
Berkomentarlah dengan bahasa yang santun dan berikan manfaat untuk sesama.

Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun, serta pertanyaan seputar kesusastraan. Mari bersama membentangkan wawasan kesusastraan.