Kenali Majas #23 - Repetisi Aliterasi
Repetisi merupakan gaya bahasa yang berbentuk pengulangan, baik berupa huruf, bunyi, kata, atau pun kelompok kata. Pengulangan kata biasanya dipilih untuk mempertegas suatu kalimat dengan tidak menimbulkan kesan keras atau kasar. Nyoman Kutha Ratna menyebutkan bahwa repetisi sesuai dengan sifat dasar manusia yang menghindari semua bentuk kekerasan. Di samping itu, repetisi juga berfungsi untuk menekankan hal-hal penting, sebagai pengingat, hingga sebagai bentuk penghormatan dan rasa cinta kepada seseorang. Dalam hal kesusastraan, repetisi juga menimbulkan efek estetik yang khas. Abdul Razak Zaidan berpendapat bahwa repetisi merupakan suatu gaya yang dapat ditemukan dalam hampir semua karya puisi dan prosa. Hal ini dkarenakan repetisi merupakan unsur stilistik yang penting dalam membentuk kesatuan.
Majas repetisi merupakan jenis majas penegasan yang paling banyak macamnya. Salah satunya adalah repetisi aliterasi. Tidak seperti repetisi lainnya yang cenderung mengulangi kata, repetisi aliterasi hanya mengulang konsonan awal kata.
Definisi Aliterasi
Aliterasi merupakan salah satu jenis majas repetisi yang berbentuk pengulangan konsonan awal dari kata yang berurutan. Abdul Razak Zaidan dan kawan-kawan mengartikan aliterasi sebagai pengulangan bunyi konsonan yang biasanya ditemukan pada awal kata yang berurutan dengan tujuan mendapakan efek keindahan bunyi. Sejalan dengan itu, Dwi Susanto mendefinisikan aliterasi sebagai salah satu teknik penulisan puisi yang menggunakan pengulangan bunyi konsonan di awal kata. Aliterasi terkadang disebut dengan istilah lain seperti purwakanthi (dalam sastra Jawa) atau rima konsonan.
Aliterasi dapat berupa pengulangan huruf konsonan maupun bunyi konsonan di awal kata. Pengulangan dapat terjadi pada dua kata atau lebih dengan posisi berurutan. Selain memberikan penegasan, aliterasi juga bisa menjadi upaya untuk mendapatkan efek keindahan bunyi pada kalimat yang disampaikan.
Aliterasi terkadang disalahartikan sebagai asonansi. Padahal asonansi adalah majas repetisi yang mengulangi bunyi vokal. meskipun dalam beberapa kasus, bunyi vokal yang diulang diikuti dengan konsonan. Penjelasan selengkapnya tentang repetisi asonansi dapat dibaca pada Kenali Majas #27 - Repetisi Asonansi.
Selain asonansi, aliterasi juga kerap dianggap sama dengan konsonansi. Hal tersebut dikarenakan aliterasi dan konsonansi sama-sama berbentuk pengulangan bunyi konsonan. Namun sebenarnya konsonansi adalah nama lain dari majas pararima. Konsonansi memiliki syarat khusus yaitu bunyi konsonan yang harus mengapit bunyi vokal (misalnya mondar-mandir, kasak-kusuk, cemal-cemil). Sedangkan bunyi konsonan untuk aliterasi hanya ada di depan kata. Pembahasan lebih lanjut mengenai majas konsonansi atau pararima dapat dibaca di Kenali Majas #20 - Pararima.
Contoh Aliterasi
Terbayang terang di mata masa
Kepada hutan, hujan menghujam
Contoh pertama merupakan penggalan puisi Chairil Anwar berjudul Isa. Pada baris kesembilan puisi tersebut mengandung dua aliterasi sekaligus. Pada kata 'terbayang terang', aliterasi tidak hanya pada huruf namun juga pada bunyi konsonannya. Aliterasi dalam penggalan puisi tersebut juga ada pada kata 'mata masa'. Selain itu, dalam penggal puisi ini juga ditemukan asonansi. Kekayaan bentuk bunyi ini menjadikan puisi tersebut semakin indah.
Pada contoh kedua, aliterasi diemukan pada kata 'hutan, hujan'. Selain mempertegas, penggunaan aliterasi juga menghadirkan efek estetis melalui bunyi yang dihasilkannya.(inSastra/Amry Rasyadany)
No comments
Salam pegiat sastra .....
Bagaimana tanggapan Anda mengenai tulisan di atas?
Berkomentarlah dengan bahasa yang santun dan berikan manfaat untuk sesama.
Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun, serta pertanyaan seputar kesusastraan. Mari bersama membentangkan wawasan kesusastraan.