Iklan 728x90 inSastra.com

Lomba Sastra

Kenali Majas #25 - Repetisi Anafora


 

Majas Repetisi Anafora


Anafora dalam bidang linguistik merupakan sesuatu yang berfungsi sebagai substitusi dari apa yang sudah disebutkan sebelumnya dalam suau wacana. Kata ganti orang merupakan salah satu anafora dalam pengertian ini. Sedangkan dalam hal gaya bahasa atau majas, anafora kerap ditemukan dalam kalimat-kalimat retorik seperti ceramah atau pidato.


Sebelumnya: Kenali Majas #24 - Repetisi Anadiplosis

Daftar Isi [Sembunyikan]

Definisi Anafora

Seperti yang sudah disebutkan di atas, anafora memiliki pengertian yang berbeda dalam bidang linguistik dan majas atau gaya bahasa. Sebagai majas, Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan anafora sebagai pengulangan bunyi, kata, atau struktur sintaksis pada baris-baris atau kalimat-kalimat yang berurutan demi mendapatkan efek tertentu. Abdul Razak Zaidan mendefinisikan anafora sebagai majas retorik yang berupa pengulangan kata atau kelompok kata dalam klausa secara berturut-turut. Lebih lanjut disebutkan bahwa majas anafora tak hanya ditemui dalam lagu dan pidato, namun juga umum ditemui dalam karya sastra.

Sebagai majas repetisi, sudah tentu anafora merupakan suatu pengulangan. Majas anafora hanya bisa digunakan pada lebih dari satu kalimat atau baris atau klausa.  Kalimat dengan majas anafora akan mempunyai kata atau kelompok kata yang sama di awalnya dan terletak berurutan.

Anafora memiliki kemiripan dengan majas epistrof atau epifora. Kedua majas ini sama-sama merupakan majas repetisi. Perbedaan dari keduanya terdapat pada posisi kata atau frasa yang diulang. Jika anafora mengulangi kata atau frasa yang teretak di depan, maka epistrof atau epifora mengulangi kata atau frasa yang terletak di belakang. Lebih lanjut mengenai majas repetisi epistrof atau epifora dapat dibaca di Kenali Majas #29 - Repetisi Epifora/Epistrofora.

Seperti yang telah diketahui, repetisi merupakan teknik paling ampuh dalam memberikan penekanan atau penegasan pada suatu wacana. Selain itu, repetisi juga menimbulkan efek estetik tersendiri melalui bunyi yang dihasilkannya. Demikian halnya repetisi anafora. Selain memberi penegasan terhadap suatu hal, penggunaan anafora juga menghadirkan efek-efek tertentu yang sifat dan tujuannya estetis.



Contoh Anafora

Maka adalah pasir. Maka adalah batu.
Dia dikurung di rumah bupati. Dia dikurung berhari-hari.

Contoh pertama merupakan baris pembuka puisi yang berjudul Dandandid karya Ibrahim Sattah. Pada dua baris awal, Ibrahim menggunakan anafora dalam kelompok kata "maka adalah". Selain anafora, puisi Dandandid juga memuat majas repetisi lain seperti tautoes dan asonansi. Pemakaian repetisi dalam puisi biasanya cenderung untuk mengejar efek keindahan bunyi, meski juga dapat berfungsi sebagai penegas.

Sedangkan pada contoh kedua, kelompok kata "dia dikurung" merupakan anafora yang cenderung berfungsi sebagai penekanan atau penegas suatu hal. Dalam contoh ini adalah wacana mengenani seseorang yang dikurung. Anafora seperti ini tujuan utamanya bukanlah untuk menciptakan bunyi yang estetis, melainkan untuk memberi penegasan. Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa dengan menggunakan anafora, kalmat yang diutarakan menjadi lebih nyaman didengar. (inSastra/Amry Rasyadany)


Contoh Majas Anafora

Referensi


Selanjutnya: Kenali Majas #26 - Repetisi Antanaklasis

1 comment:

  1. Lucky Club: Play Slots for free - Casino site - Lucky Club
    Lucky Club luckyclub.live is a popular casino where you can play for fun or for real money. Lucky Club slots are made by Microgaming and include a progressive jackpot.

    ReplyDelete

Salam pegiat sastra .....

Bagaimana tanggapan Anda mengenai tulisan di atas?
Berkomentarlah dengan bahasa yang santun dan berikan manfaat untuk sesama.

Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun, serta pertanyaan seputar kesusastraan. Mari bersama membentangkan wawasan kesusastraan.