Kenali Majas #26 - Repetisi Antanaklasis
Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang memiliki banyak kata berhomonim. Dengan begitu, majas repetisi antanaklasis sangat mungkin ditemukan dalam penerapan bahasa kita.
Definisi Antanaklasis
Istilah antanaklasis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata 'anti' yang memiliki arti melawan dan kata 'anaklasi' yang memiliki arti reaksi. Kata antanaklasi secara etimologi juga dapat berarti refleksi, pantulan, gema, atau cerminan. Antanaklasis merupakan majas penegasan yang berbentuk pengulangan dua kata atau frasa, namun dengan makna yang berbeda.
Terdapat beberapa hal yang dapat mendukung terbentuknya majas repetisi antanaklasis, misalnya adalah bentuk polisemi dari suatu kata atau frasa. Kata yang berhomonim juga berpotensi digunakan dalam majas ini. Selain itu, tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat satu kata yang sebenarya tidak berpolisem, namun dapat digunakan dalam majas antanaklasis, sejauh maknanya dapat dipahami. Bisa jadi antanaklasis dipraktikkan pada kata yang secara harfiah sudah dipahami maknanya oleh masyarakat umum, kemudian diulang sebagai kata dengan makna kias yang hanya dipahami segelintir orang.
Contoh Ananaklasis
Hatiku berbunga-bunga setelah berjumpa dengan bungaku.
Anak itu telah belajar melesatkan anak panah.
Repetisi antanaklasis pada contoh pertama terletak pada kata 'bunga'. Kedua kata 'bunga' dalam contoh pertama merupakan bentuk kiasan. Kata 'berbunga-bunga' bermakna hati yang bergejolak karena bahagia. Sedangkan kata 'bungaku' bermakna kekasih atau pujaan hati. Repetisi antanaklasis yang seperti ini bisa dianggap gagal sebagai gaya bahasa jika diterapkan pada masyarakat yang tidak memahami makna kiasannya.
Sedangkan antanaklasis yang ada pada conoh kedua terletak pada kata 'anak'. Kata 'anak' pertama memiliki makna manusia yang berusia muda, sedangkan kata 'anak' yang kedua merupakan serangkaian kata yang bermakna peluru bagi senjata panah. Kata 'anak' dalam contoh ini adalah bentuk polisemi. (inSastra/Amry Rasyadany)
No comments
Salam pegiat sastra .....
Bagaimana tanggapan Anda mengenai tulisan di atas?
Berkomentarlah dengan bahasa yang santun dan berikan manfaat untuk sesama.
Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun, serta pertanyaan seputar kesusastraan. Mari bersama membentangkan wawasan kesusastraan.