Iklan 728x90 inSastra.com

Lomba Sastra

Mpu Kanwa, Pujangga Kerajaan Kahuripan

Mpu Kanwa, Pujangga Kerajaan Kahuripan
 

Mpu/Empu Kanwa merupakan seorang pujangga yang berasal dari Kerajaan Kahuripan pada masa pemerintahan Prabu Airlangga (Erlangga) (1019-1042). Karyanya yang termasyhur adalah kakawin Arjunawiwaha. Istilah kakawin sendiri secara bahasa bermakna karya dari seorang penyair. Kakawin merupakan sejenis puisi dalam bahasa Jawa, dalam hal ini adalah bahasa Jawa kuno. Kakawin Arjunawiwaha ditulis oleh Mpu Kanwa pada kisaran tahun 1028-1035.


Daftar Isi [Sembunyikan]

Kehidupan Mpu Kanwa 

Ilustrasi Arjunawiwaha
Ilustrasi Arjunawiwaha.
Sumber: Oleh Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=11029577

Tidak banyak referensi yang membahas mengenai latar belakang kehidupan Mpu Kanwa. Hal ini merupakan salah satu ciri khas kesusastraan kuno di mana ketenaran suatu karya sastra kerap kali melampaui ketenaran pengarangnya. Bahkan tidak sedikit karya sastra kuno yang tidak diketahui siapa pujangganya. Banyak pihak yang menyebutkan bahwa Mpu Kanwa merupakan Kawi atau yang biasa dikenal dengan pujangga kerajaan dan tinggal di lingkungan istana atau keraton. Tugas Kawi adalah membaca dan menyadur naskah-naskah dalam bahasa Sansekerta ke dalam bahasa kerajaan (bahasa Jawa kuno). Dari sana maka istilah bahasa Jawa kawi muncul, yang kemudian dapat dimaknai sebagai bahasa Jawa yang dipakai oleh para pujanga kerajaan (kawi) dalam menciptakan karya tulis (kakawin).

Meski begitu, ada beberapa hal yang dapat dijadikan informasi sekilas mengenai siapa sosok pengarang Arjunawiwaha ini. Mpu Kanwa hidup pada masa pemerintahan Prabu Airlangga. Mpu Kanwa adalah seorang pujangga yang karyanya banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Hindu. Arjunawiwaha sendiri merupakan bagian dari epos Mahabarata yang berasal dari India. Di lain sisi, tradisi dan kebudayaan Jawa, khususnya Jawa kuno, juga melekat dalam kehidupan Pujangga Kerajaan Kahuripan ini. Maka bukanlah hal yang aneh jika dalam cerita Arjunawiwaha ditemukan beberapa penyimpangan dari kisah aslinya.



Arjunawiwaha adalah kakawin pertama yang ditulis oleh Mpu Kanwa. Hal ini berdasarkan pada teks penutup yang ada dalam kakawin tersebut:

Sampun kekĕtan ing katārjuna wiwāha ta pangaranika,
Sākṣāt tambay ira Mpu Kanwa tumatāmĕtu-mĕtu kakawin,
Bhrānyāpan tĕhĕr angharĕp smarakārya mangiring i haji
Śri Airlanggha namāstu sang panikĕlan tanah anumata.
Artinya:
Telah terangkai menjadi cerita, Arjuna Wiwàha namanya.
Sungguh untuk pertama kalinya Mpu Kanwa mengarang kakawin.
Resah, sebab saya sedang mengiringi sang raja untuk berperang.
Terpujilah Sri Airlangga. Beliau yang saya agungkan. Karena restunyalah (saya menulis kakawin) sampai anak batu tulis ini tumpul. (I Wayan S. Y.)

Dari kutipan tersebut juga diketahui bahwa Mpu Kanwa menulis Arjunawiwaha sambil mengiringi Raja Airlangga berperang. Dengan kata lain, Mpu Kanwa juga hadir dalam peperangan. Maka Arjunawiwaha tidak hanya terjemahan salah satu episode Mahabarata ke dalam kakawin berbahasa Jawa kuno, tetapi juga peleburan peristiwa pertempuran yang sesungguhnya yang dijalani oleh Raja Airlangga ke dalam kisah perjuangan Arjuna.

Sebagai pujangga kerajaan, Mpu Kanwa juga bertugas untuk menghibur, memberi semangat, dan menyampaikan petuah-petuah bijak bagi keluarga kerajaan. Terlebih lagi pada masa perang, jasa seorang kawi amat diperlukan untuk membangun mental keluarga kerajaan atau bahkan para prajurit perang.

Garis Waktu Mpu Kanwa





Perihal Arjunawiwaha

Kakawin Arjunawiwaha dalam Dua Lembar Naskah Lontar
Kakawin Arjunawiwaha dalam Dua Lembar Naskah Lontar
sumber: Diasumsikan adalah Meursault2004 (berdasarkan klaim hak cipta). - No machine-readable source provided. Own work assumed (based on copyright claims)., CC BY 2.5, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=1309203


Arjunawiwaha merupakan karya sastra berbentuk kakawin yang digubah oleh Mpu Kanwa. Karya ini ditulis pada masa pemerintahan Prabu Airlangga di Kerajaan Kahuripan. Arjunawiwaha selesai ditulis pada tahun 1035. Pada tahun-tahun tersebut, diketahui Prabu Airlangga sedang berupaya menstabilkan gejolak politik Kerajaan Kahuripan, seiring dengan melemahnya Kerajaan Sriwijaya yang ditelah ditaklukkan oleh Raja Colamandala dari India. Upaya tersebut tak luput dari peristiwa pertempuran dan perebutan wilayah kekuasaan demi mengembalikan kestabilan kerajaan.

Dalam perang yang panjang ini, Prabu Airlangga berhasil menaklukkan beberapa kerajaan yang saat ini merupakan wilayah Provinsi Jawa Timur. Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain Kerajaan Wengker, Wuratan, dan Lewa. Selain itu, Prabu Airlangga juga mengalahkan Ratu Lodoyong yang meluluhlantahkan istana Watan Mas, mengalahkan Raja Wurawari yang merupakan sekutu Kerajaan Sriwijaya dan pernah melakukan penyerangan yang menewaskan istri Airlangga (Putri Dharmawangsa Teguh), serta menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh Wijayawarma. Dalam rangkaian peristiwa tersebut, Prabu Airlangga kemudian memberikan titah kepada Mpu Kanwa untuk menggubah kakawin Arjunawiwaha.

Arjunawiwaha atau yang juga ditulis Arjuna Wiwaha secara bahasa memiliki arti 'pernikahan Arjuna'. Kakawin ini diadaptasi dari cerita Wanaparwa, yakni kitab ketiga dalam epos Mahabarata. Arjunawiwaha menceritakan keberhasilan Arjuna dalam perang melawan Niwatakawaca. Arjuna kemudian diberikan hadiah berupa pernikahan dengan tujuh bidadari. Cerita pertempuran yang dikisahkan dalam Arjunawiwaha merupakan representasi dari perang panjang yang telah dilalui oleh Prabu Airlangga. Secara sederhana, tokoh Arjuna dalam Arjunawiwaha adalah Prabu Airlangga.

Terdapat beberapa penyimpangan dalam kakawin Arjunawiwaha dari cerita aslinya. Hal ini tentunya dipengaruhi banyak hal, selain tujuan ditulisnya kakawin sebagai "pendokumentasian" kisah perjuangan Airlangga. Tradisi dan budaya Jawa kuno yang dipegah teguh, terutama bagi para pujangga kerajaan seperti Mpu Kanwa, juga memiliki andil dalam penyimpangan ini.


Sampul Arjunawiwaha Terjemahan Sanusi Pane
Sampul Arjunawiwaha Terjemahan Sanusi Pane.
Sumber : http://cetakan-pertama.blogspot.com/

Arjunawiwaha banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa oleh para penerjemah. Termasuk ke dalam bahasa Belanda yang diterjemahkan oleh Poerbatjaraka. Kitab Arjunawiwaha juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Sanusi Pane pada tahun 1940 dan diterbitkan oleh Balai Pustaka. Dalam terjemahannya tersebut, Sanusi Pane tetap mempertahankan bentuk kakawin dalam bentuk tembang atau pantun. (inSastra/Amry Rasyadany)



Daftar Pustaka


Seri Artikel Para Pujangga

No comments

Salam pegiat sastra .....

Bagaimana tanggapan Anda mengenai tulisan di atas?
Berkomentarlah dengan bahasa yang santun dan berikan manfaat untuk sesama.

Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun, serta pertanyaan seputar kesusastraan. Mari bersama membentangkan wawasan kesusastraan.