Aturan Pemakaian Huruf Kapital dalam Bahasa Indonesia
Sumber : Education photo created by pvproductions - www.freepik.com |
Dalam tata tulis bahasa Indonesia, dikenal dua tipe huruf Latin yang digunakan yakni huruf nonkapital dan kapital. Huruf nonkapital tidak memiliki kaidah khusus dalam penerapannya. Namun tidak demikian halnya dengan huruf kapital atau yang juga dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan istilah huruf besar. Terdapat beberapa aturan yang harus ditaati yang berkaitan dengan penggunaan huruf kapital. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut:
Huruf Pertama Awal Kalimat
Kalimat merupakan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri. Dalam tata tulis bahasa Indonesia, suatu kalimat harus diawali dengan huruf kapital dan ditutup dengan tanda baca seperti titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!).
Contoh
- Mobil itu melaju dengan sangat cepat.
- Apakah itu buku baru?
- Terserah!
Huruf Pertama Unsur Nama Orang
Dalam tata tulis bahasa Indonesia, setiap unsur nama orang harus diawali dengan huruf kapital. Aturan ini juga berlaku untuk julukan.
Contoh
- Chairil Anwar
- Joko Widodo
- Bacharuddin Jusuf Habibie
- Barack Obama
- Mark Zuckeberg
- Dewa Kipas
- Al Fatih
- Anak Sultan
Terdapat beberapa pengecualian untuk penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama unsur nama orang. Pengecualian pertama adalah unsur nama orang yang memiliki arti "anak dari" seperti bin, binti, boru, dan van.
Contoh
- Muhammad bin Abdullah
- Khadijah binti Khuwailid
- Aruna boru Manurung
- Baron van Hoevell
Pengecualian kedua adalah unsur nama yang berupa kata tugas, misalnya kata "dari" dan "yang". Kasus ini biasanya ditemukan pada penulisan julukan.
Contoh
- Kuda Binal dari Yogyakarta
- Mawar dari Utara
- Pedang Allah yang Terhunus
Pengecualian yang ketiga adalah nama orang yang dijadikan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh
- ikan mujair (dari nama Moedjair)
- partikel pym (dari nama Dr. Henry Hank Pym)
- 2000 scoville (dari nama Wilbur Lincoln Scoville)
- 100 bell (dari nama Alexander Graham Bell)
Awal Kalimat dalam Petikan Langsung
Petikan langsung, atau yang juga dikenal dengan kalimat langsung atau kutipan langsung, adalah jenis kalimat yang diambil dari perkataan seseorang secara langsung. Dalam tata tulis bahasa Indonesia, petikan langsung biasanya diapit oleh dua tanda petik ("..."). Huruf pertama dalam petikan langsung harus menggunakan huruf kapital, meskipun petikan langsung tersebut berada di tengah-tengah kalimat.
Contoh
- Temanku update story, "Biar miskin, yang penting bahagia."
- Kinan berkata, "Kamu tahu pergi ke Cappadocia itu impian aku, Mas."
- "Varian omicorn sudah masuk ke Indonesia," tuturnya.
Huruf Pertama untuk Nama Agama, Kitab Suci, dan Tuhan
Penulisan semua kata yang merupakan nama agama, kitab suci, dan Tuhan dalam bahasa Indonesia harus diawali dengan huruf kapital. Aturan ini juga berlaku dalam penulisan sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Dalam hal ini, kata "yang" dalam sebutan atau kata ganti untuk Tuhan tetap diawali dengan huruf kapital.
Contoh
- Islam
- Budha
- Al-Qur'an
- Taurat dan Injil
- Allah
- Sang Hyang Widhi
- Ar-Rahman
- Yang Maha Kuasa
- Allah Yang Maha Esa
- Ya Rabbi, hanya kepada-Mu kami berserah diri.
Huruf Pertama Nama Gelar
Dalam bahasa Indonesia, gelar terkadang digunakan beriringan dengan nama orang. Gelar tersebut adalah gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, dan akademik. Penempatan gelar tersebut bisa di depan atau di belakang nama orang. Penulisan huruf pertama nama gelar seperti ini harus mengunakan huruf kapital.
Contoh
- Prabu Airlangga
- Sri Sultan Hamengkubuwana IX
- Raden Ngabehi Ranggawarsita
- Sri Ratu Safiatuddin
- Empu Tantular
- Nabi Isa
- Haji Oemar Said Tjokroaminoto
- Kyai Haji Ahmad Dahlan
- Insinyur Soekarno
- Profesor Albus Dumbledore
- Diandra Paramita Sastrowardoyo, Sarjana Filsafat
- Najwa Shihab, Sarjana Hukum
Beberapa gelar dalam bahasa Indonesia juga umum digunakan sebagai sapaan, di antaranya adalah gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, dan profesi. Penulisan nama gelar yang digunakan sebagai sapaan juga harus diawali dengan huruf besar.
Contoh
- Salam, Paduka Raja.
- Rindu kami padamu, ya Rasul.
- Hebat sekali, Raden
- Silakan, Nyai.
- Asalamualaikum, Ustadz.
- Terimakasih penjelasannya, Prof.
- Tolong saya, Dokter.
Huruf Pertama Unsur Nama Jabatan dan Pangkat
Sama halnya dengan penulisan gelar, nama jabatan dan pangkat yang diikuti dengan nama orang atau yang dipakai sebagai sapaan juga harus diawali dengan huruf kapital.
Contoh
- Laksamana Keumalahayati
- Kapolri Hoegeng Iman Santoso
- Patih Gajah Mada
- Wakil Admiral Monkey D. Garp
- Siap laksanakan, Komandan.
- Interupsi, Hakim.
- Selamat pagi, Pak Rektor.
- Darah itu merah, Jendral.
Huruf kapital juga digunakan dalam penulisan huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang berfungsi sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh
- Presiden Republik Indonesia
- Diirektur Utama PT Kereta Api Indonesia
- Kepala SMA N 1
- Bupati Lumajang
Aturan ini tidak berlaku jika nama pangkat atau jabatan tidak berfungsi sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh
- Semua kapolda bertemu di Mabes Polri.
- Gaji manajer akan naik bulan depan.
- Dilarang mengambil foto para duta besar.
Huruf Pertama Nama Bangsa, Suku Bangsa, dan Bahasa
Penulisan nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa harus diawali dengan huruf kapital.
Contoh
- Berbangsa satu, bangsa Indonesia.
- Dia berasal dari suku Bugis.
- Mayoritas orang Kalimantan fasih berbahasa Banjar.
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa dapat diberi imbuhan sehingga menjadi kata turunan. Dalam kasus seperti ini, penulisan nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa tidak perlu diawali dengan huruf kapital.
Contoh
- Sejak kuliah, cara bicaraya menjadi kejawa-jawaan.
- Proyek pelatinan huruf Arab.
- Komunitas tersebut menyelenggarakan festival jejepangan.
Huruf Pertama Nama Tahun, Bulan, Hari, dan Hari Besar atau Hari Raya
Dalam tata tulis bahasa Indonesia, nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya harus diawali dengan huruf kapital. Termasuk juga tahun, bulan, dan hari tertentu yang dikenal dengan nama khusus.
Contoh
- tahun Gajah
- tahun Saka
- Hijriah
- bulan Maulid
- Januari
- hari Senin
- hari Lebaran
- Selasa
- Idulfitri
Huruf Pertama Unsur Nama Peristiwa Sejarah
Peristwa-peristiwa sejarah biasanya memiliki nama khusus yang digunakan di masa sekarang agar lebih mudah dalam mengenali peristiwa tersebut. Dalam bahasa Indonesia, penulisan setiap unsur nama peristiwa sejarah harus diawali dengan huruf kapital.
Contoh
- Tsunami Aceh
- Gerakan September Tiga Puluh
- Sumpah Pemuda
- Perang Jawa
- Pertempuran Surabaya
- Isra Mi'raj
Dalam praktiknya, terkadang nama-nama peristiwa sejarah yang dikenal saat ini ditemukan dengan fungsi bukan sebagai nama. Dalam kasus isi, tidak perlu menggunakan huruf kapital untuk mengawali setiap unsurnya.
Contoh peristiwa sejarah sebagai nama
- Masyarakat membaca doa mengenang Tsunami Aceh.
- Bulan Bahasa diselenggarakan dalam memperingati Sumpah Pemuda.
- Peringatan Isra Mi'raj akan digelar minggu depan.
Contoh peristiwa sejarah bukan sebagai nama
- Banyak korban berjatuhan akibat tsunami di Aceh.
- Kongres Pemuda Kedua melahirkan sumpah oleh para pemuda.
- Malam itu Rasulullah menjalani isra dan mi'raj.
Huruf Pertama Nama Diri Geografi
Dalam tata tulis bahasa Indonesia, penulisan huruf pertama dari nama diri geografi harus menggunakan huruf kapital.
Contoh
- Kalimantan
- Maluku Utara
- Pulau Sumatra
- Sungai Kapuas
- Gunung Rinjani
- Dataran Tinggi Toraja
- Selat Sulawesi
- Gurun Sahara
- Kota Balikpapan
- Madura
Pada praktiknya, kerap muncul kesalahan dalam penulisan huruf kapital untuk nama diri geografi. Hal tersebut terjadi karena kebingungan penguna bahasa Indonesia dalam membedakan nama geografi mana yang seharusnya diawali dengan huruf kapital dan mana yang tidak.
Penulisan nama geografi yang bukan merupakan nama diri tidak perlu diawali dengan huruf kapital. Ciri-ciri nama geografi yang bukan nama diri biasanya bersifat umum serta tidak diikuti dengan penamaan yang telah dikenal atau disepakati oleh masyarakat.
Contoh nama geografi yang merupakan nama diri
- Dian mendaki Gunung Merapi.
- Nakhoda berlayar ke Laut Sulawesi.
- Arus Sungai Bengawan Solo amat deras.
- Program tersebut berhasil menghijaukan Kota Jakarta.
- Nenek menyeberangi Jalan Anggrek.
- Kemajuan telah tampak di Kecamatan Tanjung Redeb.
- Kami telah sampai di Pelabuhan Gilimanuk.
- Para peneliti menuju dasar Palung Mariana.
Contoh nama geografi yang bukan merupakan nama diri
- Dian mendaki gunung.
- Nakhoda berlayar ke laut.
- Arus sungai amat deras.
- Program tersebut berhasil menghijaukan kota.
- Nenek menyeberangi jalan.
- Kemajuan telah tampak di kecamatan.
- Kami telah sampai di pelabuhan.
- Para peneliti menuju dasar palung.
Selain itu, penulisan nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis juga tidak diawali dengan huruf kapital.
Contoh nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis
- apel malang
- kacang arab
- ubi cilembu
- durian medan
- gajah lampung
- jalak bali
- gula jawa
- kunci inggris
Contoh nama diri geografi yang tidak digunakan sebagai nama jenis
- strudel Malang
- kaligrafi Arab
- Desa Cilembu
- kain ulos Medan
- sambal Lampung
- tari Bali
- keris Jawa
- kapal Inggris
Untuk membedakan kedua hal tersebut, dapat mengunakan teknik pengelompokan. Nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis dapat disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya. Nama jenis lainnya dalam kelompok yang dimaksud biasanya tidak mengandung nama diri geografi.
Contoh
- apel malang, apel washington, apel manalagi, apel ceri
- kacang arab, kacang tanah, kacang polong
- ubi cilembu, ubi ungu, ubi jalar
- durian medan, durian montong, durian musang king
- gajah lampung, gajah afrika, gajah india, gajah semak, gajah sabana
- jalak bali, jalak suren, jalak putih
- gula jawa, gula aren, gula jagung
- kunci inggris, kunci pas, kunci soket
Untuk beberapa kasus, terdapat kelompok nama jenis yang banyak menggunakan nama diri geografi. Seperti dalam contoh di atas ditemui pada kelompok 'apel' dan 'gajah'. Diperlukan wawasan yang luas untuk menemukan lebih banyak nama jenis dalam satu kelompok. Setidaknya akan ada satu nama jenis yang tidak menggunakan nama geografi.
Selain itu, nama geografi yang ada pada nama produk budaya biasanya tidak dipakai sebagai nama jenis, sehingga penulisannya diawali dengan huruf kapital. Nama geografi dalam penamaan produk budaya biasanya mengandung makna 'dari' atau 'khas'.
Contoh
- lagu Bali, lagu Manado, lagu Cina (bandingkan dengan nama jenis seperti lagu rock, lagu metal, lagu keroncong)
- batik Pekalongan, batik Cirebon, batik Kalimantan (bandingkan dengan nama jenis seperti batik tulis, batik cap, batik cetak)
- soto Kudus, soto Betawi, soto Banjar (bandingkan dengan nama jenis soto ayam, soto kerbau, soto sapi)
Huruf Pertama Setiap Kata dalam Nama Negara, Lembaga, Badan, Organisasi, atau Dokumen
Semua unsur dari nama negara, lembaga, badan, organisasi, dan dokumen harus diawali dengan huruf kapital. Termasuk di dalamnya unsur bentuk ulang sempurna.
Contoh
- Republik Indonesia
- Kerajaan Arab Saudi
- Dewan Perwakilan Rakyat
- Lembaga Bantuan Hukum
- Organisasi Buruh Internasional
- Undang-Undang Cipta Kerja
Sebagai pengecualian, aturan ini tidak berlaku untuk kata tugas yang tidak terletak pada posisi awal. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kata-kata yang termasuk dalam kata tugas, bisa dibaca dalam 5 Macam Kata Tugas dalam Bahasa Indonesia.
Contoh
- Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia
- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
- Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur
Selain itu, bentuk ulang yang berubah bunyi atau tidak sempurna hanya menggunakan kapital di awal kata saja.
Contoh
- Kitab Peraturan Perundang-undangan
Huruf Pertama Setiap Kata dalam Judul Buku, Karangan, Artikel, Makalah, Majalah, dan Surat Kabar
Kaidah ini mirip dengan aturan sebelumnya mengenai kapitalisasi nama negara, lembaga, badan, organisasi, dan dokumen. Hanya saja diterapkan dalam penulisan judul buku, karangan, artikel, makalah, majalah, dan surat kabar. Pemakaian huruf kapital dalam dua aturan ini sama persis, termasuk juga dalam hal pengecualiannya untuk kata tugas dan kata ulang tidak sempurna.
Contoh
- Ensiklopedia Sastra Indonesia
- Aku membaca buku Deru Campur Debu.
- Puisi berjudul Malu Aku Jadi Orang Indonesia.
- Dia menulis untuk majalah Siasat.
- Ulasannya tentang novel Supernova telah dimuat di harian Kompas.
- Silakan baca esai saya yang berjudul Tiga Corak Puisi Hajriansyah di Jurnal Sastra Kindai.
- Dian membaca kitab Puji-pujian untuk Nabi setiap Jumat.
Kaidah ini digunakan untuk menuliskan judul dalam suatu kalimat. Sedangkan dalam hal tata letak tulisan, biasanya penerbit, penyunting, atau penata letak memiliki kebijakannya sendiri.
Huruf Pertama Unsur Singkatan Nama Gelar, Pangkat, atau Sapaan
Penulisan nama gelar, pangkat, atau sapaan dalam tata tulis bahasa Indonesia terkadang disingkat agar tulisan tidak terlalu panjang. Huruf pertama dari unsur yang disingkat harus ditulis dengan huruf kapital.
Contoh
- S.S. (sarjana sastra)
- M.A.P. (magister administrasi publik)
- S.Psi. (sarjana psikologi)
- M.Pd. (magister pendidikan)
- Ir. Soekarno
- Dra. Sri Wahyuningsing, M.Pd.
- Dt. (datuk)
- R. N. Ranggawarsita
- R. M. Rangsang
- Ust. Zainal Arifin
- K. H. Ahmad Dahlan
Kaidah pemakaian huruf kapital ini pada umumnya juga digunakan dalam penulisan singkatan nama orang, geografi, dokumen, judul karya tulis, dan lembaga atau organisasi. Dalam hal ini, penggunaan huruf kapital dalam bentuk singkatan mengikuti huruf kapital dalam bentuk lengkap, sesuai dengan kaidah penggunaan huruf kapital untuk penulisan nama orang, geografi, dokumen, judul karya tulis, serta lembaga atau organisasi yang sudah dibahas sebelumnya. Jika dalam bentuk lengkap, huruf pertama menggunakan huruf kapital, maka huruf pertama yang digunakan dalam bentuk singkatannya juga menggunakan huruf kapital.
Contoh
- M. H. Thamrin (Muhammad Husni Thamrin)
- H. O. S. Cokroaminoto (Haji Oemar Said Cokroaminoto)
- UUD (Undang-Undang Dasar)
- PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)
- DCD (Deru Campur Debu)
- RSK (Robohnya Surau Kami)
- RI (Republik Indonesia)
- AS (Amerika Serikat)
- DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta)
- IKN (Ibu Kota Negara)
- KPK (Komisi Pemberantas Korupsi)
- MTs (Madrasah Tsanawiyah)
Pembahasan lebih lengkap mengenai aturan penulisan singkatan dapat ditemukan dalam Kaidah Penulisan Singkatan dan Akronim.
Di masyarakat, terkadang terjadi kebingungan dalam penulisan singkatan dari doktor, doktor honoris causa, dan dokter (Dr., DR., dan dr.). Hal ini dikarenakan ketiganya memiliki bentuk singkatan dengan komposisi huruf yang sama, hanya dibedakan dengan huruf kapital. Penjelasan lebih lanjut mengenai perbedaan singkatan Dr. DR., dan dr. dapat dibaca pada artikel Perbedaan Singkatan Dr., DR., dan dr.
Huruf Pertama Kata Penunjuk Hubungan Kekerabatan
Dalam tata tulis bahasa Indonesia, kata yang menunjukkan hubungan kekerabatan yang digunakan dalam penyapaan atau yang mengacu kepada seseorang diawali dengan huruf kapital. Kata penunjuk hubungan kekerabatan ini biasanya berupa kata yang menandakan hubungan persaudaraan atau kekeluargaan. Selain itu, kata ganti yang digunakan untuk menyapa atau mengacu kepada seseorang juga termasuk dalam kaidah ini, meskipun tidak menandakan hubungan persaudaraa atau kekeluargaan.
Contoh
- Kapan Ayah pulang?
- Lihat buku aku, tidak, Mah?
- Lydia Danira itu siapa, Mas?
- Atas perhatian Bapak, saya ucapkan terimakasih.
- Sepertinya Kakak menelepon Ibu tadi pagi.
- Hai, Cantik.
- Jangan lupa makan ya, Sayang.
- Apa yang kau tulis, Penyair?
Secara khusus, kata ganti "anda" juga termasuk ke dalam kaidah ini. Sedangkan untuk kata ganti orang kedua tunggal lainnya seperti "kamu" dan "kau" tidak diawali dengan huruf kapital.
Contoh
- Saya tunggu jawaban Anda secepatnya.
- Saya tunggu jawaban kamu secepatnya.
- Jangan sembarang bicara, Anda.
- Jangan sembarang bicara, kau.
No comments
Salam pegiat sastra .....
Bagaimana tanggapan Anda mengenai tulisan di atas?
Berkomentarlah dengan bahasa yang santun dan berikan manfaat untuk sesama.
Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun, serta pertanyaan seputar kesusastraan. Mari bersama membentangkan wawasan kesusastraan.