5 Macam Kata Tugas dalam Bahasa Indonesia
Dalam bahasa Indonesia, terdapat jenis kata yang digunakan untuk menyatakan hubungan gramatikal dalam suatu kalimat. Jenis kata ini biasa dikenal dengan kata tugas, beberapa pihak juga menyebutnya sebagai partikel. Kata tugas memiliki makna secara gramatikal. Makna tersebut akan menjadi lebih jelas jika diiringi oleh suatu kalimat. Namun kata tugas tidak memiliki makna leksikal. Selain itu, kata tugas atau partikel juga tidak dapat dirangkai dengan afiks, baik berupa prefiks, sufiks, maupun infiks.
Mengenali kata tugas atau partikel merupakan hal penting dalam penggunaan bahasa Indonesia. Misalnya dalam kaidah penulisan huruf kapital, diperlukan pemahaman mengenai kata tugas agar dapat menerapkan aturan huruf kapital dengan tepat dan benar.
Terdapat lima macam kata tugas atau partikel dalam bahasa Indonesia yang terdiri dari preposisi, konjungsi, interjeksi, partikel penegas, dan artikula.
Preposisi
Preposisi juga dikenal dengan sebutan kata depan, yaitu kata yang diletakkan di depan nomina, adjektiva, adverbia, atau jenis kata lainnya. Preposisi berfungsi sebagai penanda tempat, waktu, sebab/akibat, arah, pelaku, alat, perbandingan, perihal, serta maksud/tujuan. Fungsi tersebut dapat berubah-ubah bergantung pada kata yang mengikutinya.
Berdasarkan bentuknya, preposisi terbagi menjadi dua bagian. Pertama adalah preposisi tunggal, di mana hanya ada satu kata depan atau preposisi yang digunakan. Kedua adalah proposisi majemuk, di mana terdapat dua preposisi yang digunakan dalam satu klausa.
Beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang tergolog dalam preposisi adalah sebagai berikut:
- di (contoh: ibu memasak di dapur, dia pergi di pagi hari)
- ke (contoh: ayah pergi ke kantor)
- dari (contoh: adik pulang dari sekolah)
- hampir (contoh: kita hampir sampai, sekarang sudah hampir tengah malam)
- hingga (contoh: dia berkelana hingga Eropa, kau bekerja hingga larut malam)
- sampai (contoh: kakak kuliah sampai sore, suamiku terus-terusan bekerja sampai sakit, dari Sabang sampai Merauke)
- demi (contoh: ini demi kebaikan bersama)
- atas (contoh: terimakasih atas kerjasamanya)
- untuk (contoh: beras untuk rakyat, uang itu untuk sebulan)
- buat (contoh: ini uang buat beli susu)
- guna (contoh: acara itu guna mempererat kekeluargaan)
- bagi (cotoh: berhaji adalah kewajiban bagi yang mampu)
- kepada (contoh: saya kabarkan kepada Anda)
- akan (contoh: kami akan tindaklanjuti)
- terhadap (contoh: jangan semena-mana terhadap orang lain)
- oleh (contoh: penjara itu diresmikan oleh bupati)
- dengan (contoh: aku ingn berdua dengan kamu)
- berkat (contoh: dia sembuh berkat dirimu)
- daripada (contoh: bebek lebih mahal daripada ayam)
- mengenai (contoh: demikianlah laporan mengenai kegiatan ini)
- tentang (contoh: Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja)
- sejak (contoh: aku bahagia sejak mengenalmu
- antara (contoh: dalam kereta antara Semarang ke Surabaya)
Konjungsi
Konjungsi juga dikenal dengan sebutan kata hubung. Sesuai namanya, konjungsi adalah jenis kata yang digunakan untuk menghubungkan kata, frasa, klausa, atau kalimat. Konjungsi dapat berfungsi sebagai penanda urutan waktu, pengantar kalimat, pertentangan, perbandingan, pembenaran, pembatasan, adjungtif, disjungtif, korelatif, sebab, akibat, syarat, tujuan, penegas, penjelas, atau situasi. Konjungsi dibedakan menjadi 4 macam, yakni konjungsi koordinatif, subordinatif, korelatif, dan antarkalimat.
Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang memiliki kedudukan setara, seperti dan, atau, dan tetapi.
Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat, seperti ketika, sehingga, dan maka.
Contoh konjungsi subordinatif dalam kalimat: aku berpikir, maka aku ada.
Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dengan status sintaksis yang setara. Konjungsi korelatif terdiri dari dua konjungsi yang biasanya dipisahkan oleh kata, frasa, atau klausa.
Contoh konjungsi korelatif dalam kalimat: Alih-alih menyejahterakan, proyek itu malahan mengecewakan rakyat.
Konjungsi Antarkalimat
Sesuai dengan namanya, konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Konjungsi jenis ini selalu berada di awal kalimat.
Contoh konjungsi antarkalimat dalam kalimat: Kita harus taati protokol kesehatan. Dengan begitu, kita dapat meminimalisir penularan virus.
Interjeksi
Interjeksi juga dikenal sebagai kata seru, yaitu suatu kata yang mewakili apa yang ada dalam perasaan. Interjeksi biasanya digunakan sebagai bentuk ekspresi atau mempertegas perasaan atau suasana hati, misalnya rasa sakit, takut, heran, kaget, sedih, dan sebagainya.
Interjeksi dibagi dalam dua jenis yaitu interjeksi primer dan interjeksi sekunder. Interjeksi primer adalah kata-kata yang hanya berfungsi sebagai interjeksi, misalnya bah, ah, oh, ouh, au, ais, aih, ih, loh, nah, lho, dan lain-lain. Sedangkan interjeksi sekunder adalah kata-kata dari kelas kata lain yang kemudian difungsikan sebagai interjeksi. Interjeksi sekunder sering ditemukan dalam umpatan seperti bajingan, setan, mampus, dan lain-lain.
Partikel Penegas
Partikel penegas adalah partikel yang tidak digunakan sebagai penegas kalimat. Dalam bahasa Indonesia, terdapat empat partikel penegas yakni: -kah, -lah, -tah, dan pun.
-kah
Partikel -kah berfungsi untuk:
- Mengubah pernyataan (deklaratif) menjadi pertanyaan (interogatif). Misalnya 'benar, dia yang membunuh' menjadi 'benarkah dia yang membunuh?'
- Mempertegas kata tanya dalam kalimat tanya (interogatif). Misalnya 'di mana kau berada?' menjadi 'di manakah kau berada?"
- Membuat kalimat tanya (interogatif) tanpa kata tanya. Misalnya 'mungkinkah kita mampu bertahan?"
-lah
Partikel -lah berfungsi untuk:
- Memperhalus kalimat larangan atau perintah (imperatif). Misalnya 'keluar sekarang juga' menjadi 'keluarlah sekarang juga'.
- Mempertegas kalimat pernyataan (deklaratif). Misalnya 'kamulah satu-satunya yang ada di hatiku'
-tah
Partikel -tah merupakan partikel yang berfungsi untuk mempertegas kalimat tanya (interogatif) yang bersifat retorik atau yang tidak membutuhkan jawaban atau pertanyaan yang ditujukan kepada diri sendiri. Misalnya 'apatah dosaku padamu?'
partikel -tah merupakan partikel arkais yang sudah sangat jarang digunakan dan hanya ditemukan pada sastra-sastra lama.
pun
Partikel pun berfungsi untuk:
- Memberikan penegasan untuk kata yang mendahuluinya. Misalnya 'siapa pun yang melanggar akan dihukum'.
- Memberikan makna yang berlawanan, biasanya bermakna biar atau meski. Misalnya 'badai pun akan kuterjang'.
- Menyatakan dimulainya sesuatu jika kata selanjutnya diikuti dengan partikel -lah. Misalnya 'maka dia pun bergegaslah'.
Artikula
Artikula atau artikel adalah kelompok kata yang tidak memiliki arti, biasanya digunakan untuk membatasi atau memodifikasi nomina. Artikula juga kerap disebut sebagai kata sandang. Dilihat berdasarkan fungsinya dalam bahasa Indonesia, artikula terbagi dalam tiga bagian yakni untuk menyatakan gelar, untuk menyatakan kelompok, dan untuk menominalkan.
Menyatakan Gelar
Artikula digunakan untuk menyatakan gelar yang disandang oleh seseorang. Kata yang termasuk dalam jenis ini di antaranya adalah sang, sri, hang, dan lain-lain.
Contohnya: Sang Raja, Sri Sultan, dan Hang Tuah.
Menyatakan Kelompok
Artikula berfungsi sebagai kata yang mengacu pada suatu kelompok tertentu. Kata yang termasuk dalam jenis ini adalah para. Namun beberapa ahli berpendapat bahwa kata umat dan kaum juga dapat dikategorikan sebagai artikula.
Contohnya: para penguasa, umat muslim, dan kaum miskin.
Pembentuk Nomina
Fungsi artikula yang terakhir adalah untuk menominalkan. Kata yang termasuk dalam jenis ini adalah si dan yang.
Contohnya: Si Kancil, yang terhormat
No comments
Salam pegiat sastra .....
Bagaimana tanggapan Anda mengenai tulisan di atas?
Berkomentarlah dengan bahasa yang santun dan berikan manfaat untuk sesama.
Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun, serta pertanyaan seputar kesusastraan. Mari bersama membentangkan wawasan kesusastraan.