Kenali Majas #28 - Repetisi Epanalepsis
Majas repetisi, sebagai bagian dari majas penegasan, tentunya mencakup berbagai macam bentuk pengulangan dalam kalimat sebagai senjata untuk mempertegas makna. Salah satu pengulangan yang digunakan sebagai penegas adalah dengan mengulangi kata pertama dari kalimat yang ditegaskan. Inilah epanalepsis.
Sebelumnya: Kenali Majas #27 - Repetisi Asonansi
Definisi Repetisi Epanalepsis
Istilah epanalepsis berasal dari bahasa Yunani yaitu epanalipsis (επανάληψης) yang artinya pengulangan atau dapat dipadankan dengan repetisi. Dalam KBBI, epanalepsis diartikan sebagai pengulangan kata untuk penegasan. Nyoman Kutha Ratna menjelaskan dengan lebih rinci bahwa epanalepsis merupakan pengulangan kata pertama di akhir kalimat.
Epanalepsis tak hanya berupa pengulangan kata, namun juga dapat dipakai pada frasa. Syarat epanalepsis adalah kata atau frasa yang akan diulang merupakan kata atau frasa di awal kalimat, dan pengulangannya biasanya terletak pada akhir kalimat. Maka jika suatu kalimat (atau klausa) memiliki kata atau frasa pembuka dan penutup yang sama, itulah kalimat dengan majas epanalepsis.
Dalam beberapa kasus, epanalepsis juga dapat berbentuk dua kalimat. Hal ini terjadi apabila pengulangan kata atau frasa diperlakukan seperti kalimat yang berdiri sendiri. Biasanya terjadi pada pengulangan kata seru atau kata tanya. Epanalepsis biasanya juga meniadakan pemakaian kata ganti. Misalnya dalam penyebutan nama seseorang, digunakan kata ganti orang kedua. Namun untuk mempertegas kalimatnya, nama seseorang tersebut disebutkan kembali.
Majas epanalepsis akan efektif sebagai bentuk penegasan jika penulis atau pembicara dapat merangkai susunan kata dengan tepat. Maksudnya adalah, penulis atau pembicara harus bisa memfokuskan bagian awal dan akhir kalimat sebagai sesuatu yang layak untuk mendapatkan penekanan. Jika tidak, repetisi epanalepsis hanya akan terdengar seperti kalimat biasa.
Contoh Repetisi Epanalepsis
Laut selatan menenggelamkan mereka, regu penyelamat bergegas ke laut selatan.
Benarkah wayang itu haram? Benarkah?
Contoh pertama merupakan pengulangan frasa laut selatan. Dalam kalimat yang umum, kalimat semacam ini biasanya menggunakan kata ganti di sana sebagai variasi kata. Pengulangan dilakukan agar menimbulkan penekanan pada frasa laut selatan. Karena posisi frasa laut selatan berada di awal dan akhir kalimat, maka bentuk pengulangan tersebut dapat dikatakan sebagai repetisi epanalepsis.
Sedangkan pada contoh kedua, epanalepsis diterapkan pada kata benarkah. Contoh ini merupakan kondisi di mana dalam epanalepsis, kata yang diulang diperlakukan sebagai satu kalimat tersendiri. (inSastra/Amry Rasyadany)
No comments
Salam pegiat sastra .....
Bagaimana tanggapan Anda mengenai tulisan di atas?
Berkomentarlah dengan bahasa yang santun dan berikan manfaat untuk sesama.
Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun, serta pertanyaan seputar kesusastraan. Mari bersama membentangkan wawasan kesusastraan.