Kenali Majas #30 - Repetisi Epizeuksis
Untuk mempertegas suatu kata dalam sebuah kalimat, kerap kali dilakukan pengulangan kata tersebut secara berturut-turut. Hal tersebut tentu akan menciptakan perhatian lebih terhadap kata yang dimaksud bagi para pendengar atau pembaca. Pengulangan seperti inilah yang disebut dengan epizeuksis.
Sebelumnya: Kenali Majas #29 - Repetisi Epifora/Epistrofa
Definisi Epizeuksis
Secara bahasa, epizeuksis (επιζευξης) dalam bahasa Yunani berarti berpasangan. Majas repetisi epizeuksis dapat diartikan sebagai gaya bahasa dengan melakukan pengulangan suatu kata secara berurutan. Kata yang diulang dalam majas epizeuksis adalah kata yang dianggap penting sehingga perlu diberikan penekanan agar mendapatkan perhatian lebih dari pendengar atau pembaca.
Sebagai salah satu dari kelas majas penegasan, repetisi epizeuksis tentu bertujuan untuk mempertegas suatu kata yang dianggap penting atau menjadi kunci dalam pembentukan makna. Terdapat beberapa majas repetisi yang menyerupai bentuk epizeuksis, seperti anafora, epanalepsis, dan epifora. Yang menjadi pembeda antara epizeuksis dengan majas repetisi serupa adalah letak kata yang akan diulang. Pengulangan kata pada anafora dan epifora terletak pada kalimat berikutnya. Pengulangan kata pada epanalepsis terletak pada akhir kalimat. Sedangkan pengulangan kata pada epizeuksis terletak langsung setelah kata yang dimaksud. Penjelasan lebih lengkap mengenai anafora dan epanalepsis dapat dibaca di Kenali Majas #25 - Repetisi Anafora, Kenali Majas #29 - Epifora/Epistrofa, dan Kenali Majas #28 - Repetisi Epanalepsis.
Contoh Epizeuksis
Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru.
Siang itu dia hilang, hilang, hilang terseret arus sungai.
Contoh pertama merupakan penggalan puisi karya Chairil Anwar dengan judul Yang Terampas dan yang Putus. Kata di Karet mendapatkan repetisi epizeuksis sebagai bentuk penekanan. Tentunya Chairil memiliki maksud tersendiri dengan memberikan penegasan pada kata di Karet. Beberapa orang menganggap bahwa ini adalah wasiat dari penyair untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat.
Sedangkan pada contoh kedua, repetisi epizeuksis terdapat pada kata hilang. Dengan begitu, kata hilang adalah kata kunci yang penting dalam kalimat tersebut.
Posisi repetisi epizeuksis dapat berada di mana saja, baik di awal, tengah, atau akhir kalimat bergantung pada kata yang akan direpetisi. Selama repetisi diletakkan secara berurutan, maka pengulangan tersebut dapat dikategorikan sebagai repetis epizeuksis. (inSastra/Amry Rasyadany)
Referensi
No comments
Salam pegiat sastra .....
Bagaimana tanggapan Anda mengenai tulisan di atas?
Berkomentarlah dengan bahasa yang santun dan berikan manfaat untuk sesama.
Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun, serta pertanyaan seputar kesusastraan. Mari bersama membentangkan wawasan kesusastraan.