Kenali Majas #31 - Repetisi Katafora
Majas penegasan lainnya yang ternyata juga termasuk dalam kategori repetisi adalah katafora. Secara sekilas, beberapa orang mungkin tidak menyadari letak repetisi dari majas katafora ini. Hal tersebut dikarenakan, bentuk pengulangan katafora yang bukan terletak pada kata atau kelompok kata yang sama melainkan kata yang mengacu pada kata sebelumnya.
Definisi Katafora
Menurut KBBI, katafora merupakan pengacuan pada sesuatu yang disebut di belakang. Nyoman Kutha Ratna mendefinikan katafora sebagai perulangan melalui pronomina yang disusul melalui anteseden. Pronomina adalah kata ganti untuk orang atau benda seperi aku, kamu, dia, kalian, ini, itu, dan sebagainya. Sedangkan anteseden adalah unsur yang digantikan oleh pronomina.
Suatu kalimat umumnya lebih dulu menampilkan anteseden, lalu kemudian diikuti oleh pronomina. Seperti kalimat Jeje pergi ke Dukuh Atas, dia berangkat dengan KRL. Kata Jeje adalah anteseden, dalam hal ini nama orang sebagai subjek. Sedangkan kata dia adalah pronomina yang mengacu pada kata Jeje yang disebutkan sebelumnya. Namun kalimat dengan majas atau gaya bahasa katafora akan terlebih dahulu menampilkan pronomina, lalu kemudian disusul oleh anteseden. Hal ini tidak lain bertujuan untuk memberi penekanan dan membuat kalimat menjadi lebih tegas.
Pola susunan kalimat yang terbalik membuat majas repetisi katafora menyerupai majas inversi atau anastrof. Perbedaannya adalah terletak pada unsur pengulangan. Majas inversi atau anastrof membalik susunan kaliman yang umumnya berpola subjek-predikat menjadi predikat-subjek tanpa perlu memperhatikan bentuk pronomina dan antesedennya. Sedangkan repetisi katafora terpaku pada letak pronomina yang lebih dahulu disebutkan kemudian antesedennya. Selain itu, ada dasarnya majas repetisi katafora merupakan majas perulangan, hanya saja kata yang diulang hadir dalam bentuk lain. Pembahasan lebih lengkap mengenai majas inversi atau anastrof dapat dibaca di Kenali Majas #14 - Inversi/Anastrof.
Contoh Katafora
Dengan outfit nyentriknya, Kirman tiba di kawasan Sudirman.
Aku menunggu di sini, di pintu terminal menanti janji.
Pada contoh pertama, terdapat pronomina -nya yang menyatakan kepemilikan dan mengacu pada Kirman sebagai anteseden. Kata -nya dan kirman adalah repetisi katafora dengan bentuk pengulangan pronomina dan anteseden. Dengan katafora, kalimat memiliki kesan tegas. Bandingkan dengan kalimat Kirman tiba di kawasan Sudriman dengan outfit nyentriknya.
Pada contoh kedua, kata di sini merupakan pronomina yang mengacu pada anteseden di pintu terminal. Dalam kalimat tersebut juga terdapat majas inversi pada bagian di pintu terminal menanti janji. Dengan adanya dua majas penegasan, kalimat tersebut menjadi lebih tegas jika dibandingkan dengan kalimat aku menunggu di pintu terminal untuk menanti janji di sini. (inSastra.com/Amry Rasyadany)
No comments
Salam pegiat sastra .....
Bagaimana tanggapan Anda mengenai tulisan di atas?
Berkomentarlah dengan bahasa yang santun dan berikan manfaat untuk sesama.
Kami juga menerima kritik dan saran yang membangun, serta pertanyaan seputar kesusastraan. Mari bersama membentangkan wawasan kesusastraan.